Artikel, Resensi, Satra
Candala
Debu beralas sepanjang setapak tak berujung
kaki terantuk, lutut bertekuk, tanah dipeluk
roh melayang tanpa tujuan, lalu diam tak kunjung pulang.
Bumi terbentuk, tubuh merunduk, jiwa yang suntuk
"Marilah pulang Candala, lukamu masih sama."
Posting Komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar